Tuesday, May 11, 2010

KELEBIHAN LU' LU' DAN MARJAN (BATU KARANG)...

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
21. Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

Dua lautan telah bertemu sebelum penciptaan dan keduanya akan bertemu lagi setelah penciptaan. Laut yang satu berair murni, sementara yang lainnya berair asin. Air lezat yang berasal dari gunung dan sungai tidaklah bercampur dengan air asin.

Lautan di sini bagaikan dua keadaan yang bertemu, keadaan terjaga dan tertidur, dua lautan syariat dan hakikat, dua lautan makna dan indera. Bagian-bagian fisik dan non-fisik dari kehidupan manusia mempunyai hukum-hukumnya sendiri. Hukum hakikat bergantung pada kepasrahan, keimanan, yang akan membawa manusia menuju suatu keadaan keyakinan yang sebenar-benarnya (haqq al-yaqin). Hukum syariat mengikat manusia pada lima rukun Islam. Ini sangat penting, karena manusia berada dalam lautan indera duniawi yang menggoda.

Bagaimana manusia bisa mengingkari anugerah dua lautan lahiriah dan batiniah? Keduanya akan bertemu seperti sebelumnya. Pada waktu penciptaan, keduanya adalah satu. Pada saat kematian, keduanya akan menyatu lagi. Dalam realitas ini, yang membuat keduanya terpisah adalah rahmat ganda Allah.

Selama hidup ini, ada penghalang yang tak tampak, suatu batas antara sebuah dualitas nyata yang tidak memungkinkan lautan untuk bertemu. Demikian pula, matahari dan bulan mengikuti suatu perhitungan—bi husban. Keduanya datang dari sumber yang satu dan kemudian dilemparkan ke angkasa menjadi dua. Dengan bergerak sesuai dengan pola tertentu yang kompleks, keduanya akhirnya akan menyatu lagi. Ada batas antara keduanya yang tetap memisahkannya, seperti halnya tubuh seseorang tampak terpisah dari ruhnya.

Ada hati atau kalbu (qalb) yang berasal dari kata qalaba, yang berarti berpaling, dan ada ruh. Karena terpisah dari dunia, ruh berhubungan dengan keadaan sebelum penciptaan dan, karenanya, bisa memberikan ketenangan kepada manusia. Tidak seperti ruh, qalb dapat dikuasai oleh dunia dalam pengertian material negatif. Hati bisa saja rusak oleh air asin dunia, dan jika memang demikian, maka ruh tidak lagi dapat memberikan ketenangan. Jika nafs telah dimumikan, maka hati dapat berpaling dengan bebas. Hati tidak lagi terperangkap dalam permainan jungkat-jangkit dunia yang terus berlangsung; mengambil nafas dan menghembuskannya, nafas yang diambil adalah udara murni nan bersih, sementara yang dihembuskan tidak. Tidak ada satu pun darinya yang bercampur dengan yang lain. Inilah dua lautan (bahrayn) itu.

Ke mana pun seseorang memandang, selalu ada dua lautan yang dipisahkan oleh sebuah batas yang samar. Lautan pengetahuan dan kebodohan tidak akan bercampur. Kehidupan dan kematian tidak bercampur. Apa pun yang manusia pandang, penciptaan muncul dalam satu dan lain bentuk—disukai atau tidak disukai. Suatu entitas penciptaan dianggap bisa berguna atau tidak berguna. Tidak ada yang melampaui batasan karena ada timbangan (al-mizan). Penciptaan bukanlah kekacauan (chaos), melainkan keteraturan (cosmos).

يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ
22. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
23. Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

Dari lautan bermunculanlah mutiara dan batu karang. Jika seseorang menyelam ke dalam laut, permata-permata menakjubkan itu bisa dilihat. Kata jawhar memiliki arti permata. Kata ini juga bisa berarti hakikat atau esensi. Jika seseorang menginginkan esensi dari lautan itu, maka ia harus mendapatkan Jawahir-nya, permatanya. Akan tetapi, menyelam untuk memperoleh permata-permata itu sangatlah berbahaya, sebab orang bisa saja terluka oleh barisan batu karang.

Pembentukan mutiara adalah suatu tindakan penolakan. Bahan mutiara adalah serat dari kerang yang digunakan untuk membalut dan membuang butiran pasir yang memasuki tubuhnya. Inilah bahan yang digunakan untuk memutuskan dan membuangnya.

Sementara itu, batu karang (marjan) dibentuk dengan proses sebaliknya. Marjan adalah substansi di mana binatang-binatang berdiam dan melindungi diri, dan ditinggalkan. Karena itu, satu struktur dibentuk oleh daya tolak, sementara struktur lainnya dengan daya tarik.

Proses pemikiran itu berjalan dengan penolakan maupun dengan daya tarik. Apa pun yang terlintas dalam pikiran manusia—bila bukan sesuatu yang ingin dilupakannya—adalah sesuatu yang ingin didengarkan dan dimiliki lagi. Manusia berayun-ayun di antara dua sisi mizan, mutiara dan karang.

Setiap manusia terus-menerus terombang-ambing di antara sesuatu yang ia inginkan dan sesuatu yang tidak ia inginkan. Sang pencari mencintai orang-orang ahli tauhid. Ia mencintai orang-orang yang ingin melihat Allah, dan ia menghindari orang-orang kafir atau ahli kekufuran (kufr). Ia menginginkan berita gembira bahwa Islam akan jaya di dunia ini. Ia ingin mendengar berita gembira bahwa anak-anaknya tumbuh dengan baik—dan bukan berita buruk bahwa anak-anaknya menjadi tersesat. Manusia terus terombang-ambing antara ingm dikelilingi oleh hal-hal yang diinginkannya, dan menolak dan melepaskan diri, seperti kerang, dari apa yang tidak disukainya. Hal-hal yang bertentangan ini timbul dari akar yang sama. Keduanya adalah entitas yang khas dengan asal-usul yang sama dan menjadi tempat kembali baginya.

وَلَهُ الْجَوَارِ الْمُنشَآتُ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ
24. Dan kepunyaan-Nya sajalah bahtera-bahtera yang tinggi layamya di lautan laksana gunung-gunung tinggi menjulang.

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
25. Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

Baik 'alamah, yang berarti tanda, maupun 'alam, yang berarti bendera, berasal dari akar kata yang sama, 'ilm (ilmu atau pengetahuan). Semuanya itu menyiratkan sesuatu yang diketahui. Munsya'at, yang akar katanya adalah nasya'a (menciptakan), sudah menjelaskan maknanya sendiri dengan sangat jelas. Segala sesuatu yang mengambang adalah milik Allah. Fenomena mengambang, dan juga keseimbangan interaksional menyeluruh yang menimbulkan berbagai situasi yang tidak diinginkan, seperti kapal mengambang di lautan, adalah milik Allah.

Renungkan bagaimana situasi-situasi tertentu sering kali bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh seseorang. Misalnya saja adalah bagaimana suatu kapal yang terbuat dari baja bisa mengapung di atas air. Kapal mengambang karena adanya hukum-hukum yang dapat ditunjukkan dengan mudah oleh para ilmuwan. Akan tetapi, hal itu tetap saja aneh. Semua yang dilihat oleh seseorang, semua proyeksi Tuhan Yang Mahabenar ini, semua yang memijarkan pengetahuan atau pengalaman, pada akhirnya bakal menghilang karena semuanya itu berada dalam dimensi waktu.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
26. Semua yang ada di bumi itu bakal binasa.

وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
27. Dan tetap kekal wajah Tuhanmu, yang mempunyai keagungan dan kemuliaan.

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
28. Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

Apa pun yang ada di muka bumi ini, apa pun yang berbentuk fisik, keras, tampak mempunyai identitas, tidak mempunyai identitas selain Allah—La ilaha illallah, tidak ada Tuhan selain Allah. Segala sesuatu pasti akan musnah. Jika sesuatu itu keras—tanaman atau makhluk—maka ia akan membuktikan takdirnya sendiri. Apa yang tersisa adalah pancuran penciptaan, wajah Tuhanmu (wajhu rabbika). Wajh adalah suatu arah atau wajah, tampilan depan lahiriah. Dalam ibadah formalnya, seorang muslim mesti memiliki perhatian (tawajjuh) dan menghadapkan wajahnya pada tempat aman yang dibangun oleh Sayyidina Ibrahim a.s. di Mekah. Siapa pun yang mengerjakan salat akan menghadapkan dirinya ke sana.

Semua makhluk menghormati sumpahnya; sedap makhluk menghormati Yang Mahamulia—"Tuhan Yang Mahaagung dan Mahamulia" adalah satu sifat Allah, Yang Mahaagung, Mahamulia, Zat Yang memberikan kehormatan. Manusia adalah rnakhluk terhormat, jika saja ia menyadarinya; jika saja ia dapat menyatukan realitas fisiknya dengan realitas bawaannya. Manusia menghormati perjanjiannya dengan kematiannya secara fisiologis. Setiap orang menghormati takdirnya, entah disadari atau tidak.

Manusia melihat, yang terkungkung dalam wajah Penciptaan, af'al, manifestasi berbagai tindakan. Dalam kasus manusia, semuanya itu adalah hasil dari berbagai interaksi antara hati dan nafsunya. Semakin kurang ia disibukkan oleh nafsunya, semakin sibuk ia dengan hatinya. Dengan melihat lebih jauh ke dalam, ada ruh. Jika nafsu seseorang telah dibakar hangus, maka hatinya menjadi aktif dan berdetak; kemudian ia akan diberi makanan oleh sumber kenikmatan—roh.

Orang-orang yang tidak mau pasrah dan tunduk pun mengingkari kenyataan bahwa mereka akan mati suatu saat kelak. Jika Anda memberitahu seseorang bahwa ia beranjak tua dan giginya sudah mulai rontok, maka ia akan mengatakan bahwa ia belum tua dan belum siap mati. Setiap orang beranggapan bahwa usianya masih muda. Ketika Anda berusia dua belas tahun, Anda berpikir bahwa usia lima puluh tahun tahun sudah sangat tua. Anda tidak bisa berbicara akrab dengan orang yang berusia lima puluh tahun. Orang-orang itu aneh buat Anda. Akan tetapi, ketika Anda berusia lima puluh tahun, Anda mengira bahwa usia lima puluh tahun masih muda. Ini karena dalam diri manusia ada gema Zat Yang Mahaabadi.

Akan tetapi, dalam diri manusia juga ada gema nafsu pemberontakan. Manusia menganggap bahwa nafsu bertahan selamanya, sehingga ia tidak ingat akan kematian. Sang pencari sering kali dinasihati oleh gurunya bahwa obat paling mujarab untuk penyakit jiwa adalah mengingat mati. Mengingat mati tidak digunakan untuk melumpuhkan manusia atau untuk membuatnya tidak aktif dan bersikap negatif. Sebaliknya, ini digunakan lebih untuk membuat manusia berhasil dalam segala tindakannya dan membuatnya lebih efisien. Jika manusia terus-menerus mengingat mati, seluruh tindakannya menjadi tulus, tak temoda oleh keserakahan, kesombongan, balas dendam pribadinya, atau sifat apa pun juga yang mencerminkan nafsu rendah.

Wajah Tuhan semula adalah suatu hubungan eksistensial antara manusia dan Tuhan Yang Mahabenar. Manusia ingin sehat. Ia ingin bersahabat dengan orang-orang baik, dan ia ingin berada dalam suatu lingkungan yang akan membantunya menyelam lebih jauh dalam pengetahuan tentang Tuhan Yang Mahabenar yang tak berbatas. Semakin seseorang mengenal Allah, semakin besar pula hasrat untuk lebih mengenal Allah. Janganlah seseorang beranggapan bahwa, setelah mengetahui Allah, ini berakhir sampai di situ. Tidak ada awal atau akhir pada Tuhan Yang Mahabenar. Seorang yang sangat mengenal Allah ('arif billah) adalah orang yang telah memiliki jendela terbuka untuk melihat Tuhan Yang Mahabenar. Semakin ia mampu melihat keluar dari jendela itu, semakin ia melihat Tuhan Yang Mahabenar.

Sebagaimana halnya setiap orang mengalami kelahiran fisik, maka begitu pulalah setiap orang mengalami kebangkitan spiritual, yang terjadi seiring dengan waktu. Sebagaimana halnya manusia dulunya adalah anak kecil, maka begitu pulalah ia adalah anak kecil dalam pengetahuan Allah. Tidak ada akhir bagi Tuhan Yang Mahabenar. Sebab, Tuhan Yang Mahabenar meliputi masa sebelum dan sesudah penciptaan.

"Dan tetap kekal wajah Tuhanmu, yang mempunyai keagungan dan kemuliaan." Alquran mengatakan bahwa satu hari di sisi Tuhan sama dengan seribu tahun waktu manusia; dan perhitungan ini dibuat dalam hubungannya dengan kerangka waktu dunia ini. Sementara itu, sejauh menyangkut hubungannya dengan alam akhirat, satu hari di sisi Tuhan sama dengan lima puluh ribu tahun. Karena itu, setiap hari sama dengan lima puluh ribu tahun. Waktu jelas bersifat relatif. Hari adalah periode waktu, dan tidak harus rentang waktu dua puluh empat jam yang diukur sebuah mesin aneh bernama jam.

يَسْأَلُهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
29. Semua yang ada di langit dan bumi selalu memohon kepada-Nya. Setiap hari Dia berada dalam kesibukan.

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
30. Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

Allah adalah Tuhan manusia. Ketuhanan adalah sumber pancaran tindakan. Ketuhanan bersifat memelihara, melindungi, dan menjaga. Tuan rumah haruslah menyiapkan setiap aspek dalam rumah, setiap sya'n, setiap urusan. Tuan rumah mesti menjaga perabotannya—perawatannya dan sebagainya—dan juga seluruh aspek perangkat lunaknya: orang, anak-anak, dan makanan, sama seperti Tuhan menjaga makhluknya. Kapan saja, setiap urusan datang kepada-Nya. Ketuhanan adalah memperhatikan segala urusan. Bila tidak demikian, tidak bakal ada tauhid. Tauhid adalah satu inti yang darinya memancar seluruh jaringan yang saling berhubungan satu sama lain.

Monday, May 10, 2010

CORALITE WATER - CUBA HARI INI DAN RASA PERUBAHANNYA...


Apa itu Air Coralite?
Air Coralite ialah air minuman di-abab 21, ia adalah air yang mempunyai kandungan oksigen dan mineral semulajadi dari mutiara karang lautan Okinawa,Jepun. Air Coralite mudah dan cepat diserap oleh badan untuk proses pembersihan,pembinaan,penjanaan semula dan mengimbangi semula pH badan sebaik sahaja diminum atau mengambilnya.

Air Coralite , selain membekalkan oksigen,ia juga membekalkan khasiat tambahan semulajadi yang diperlukan oleh badan. Air Coralite merupakan air yang ditapis menggunakan kaedah yang diakui kebersihannya dan diperkaya dengan kandungan mineral semulajadi dari mutiara karang dari lautan yang bersih dari segala pencemaran.Air Coralite diproses mengabungkan Teknologi Malaysia dan Teknologi Marine BioChemistry.

Air Coralite membekalkan nutrisi dan mineral yang diperlukan oleh tubuh badan untuk mencapai tahap kesihatan yang dikehendaki. Air Coralite dihasilkan dan dipatenkan melalui 21 langkah penapisan dan pemineralan. Proses in pada mulanya begitu rumit untuk mereplikakan sama dengan kandungan air dalam Coral Water Okinawa,Jepun. Ia mengambil masa percubaan terperinci dan ujian untuk diproses sepenuhnya . Alhamdullilah , akhirnya proses ini berjaya dalam mewujudkan Coralite Water dengan kesemua ciri-ciri keistimewaan serta faedah-faedah seperti Coral Water Okinawa,Jepun.

Semasa proses pengeluaran air untuk menstruktur semula bagi mewujudkan kelompok -kelompok molekul lebih kecil untuk menyediakan nilai pH lebih rendah untuk meningkatkan penyerapan selular dan penghidratan.Proses ini dibuat dengan begitu teliti dengan menggunakan elektrolit dan mineral terpenting untuk menghasilkan nilai air yang berkualiti,bersih,suci, bermineral dan beralkali untuk membantu badan manusia dalam memelihara pH optimum iaitu untuk kesihatan yang lebih baik dan berterusan.

Air Coralite diproses dengan satu bentuk halus elektrolisis yang menggionkan air untuk menghasilkan ciri anti- oksidan yang sangat berharga. Air Coralite diperkaya dengan butiran mutiara karang yang diimport dari Okinawa Jepun, Mutiara karang yang digunakan merupakan mutiara karang yang mendapat kelulusan daripada kerajaan dan sijil analisis dari Kementerian Kesihatan Jepun . Mutiara Karang digunakan untuk meningkatkan peratusan dan kesesuaian kalsium,magnesium dan fosforus serta lebih dari 70 mineral surih bermanfaat yang lain..Dari hasil kesemua pemprosesan khusus, Air Coralite merupakan air yang menyegarkan yang perlu menjadi minuman harian dan patut dihargai kerana ia bukan sekadar air biasa, ia adalah air yang telah diamalkan pada abad ke 16. Kini ia merupakan satu diantara air terbaik di-abad 21 ini selepas air zam-zam..., tapi ini tidak bermaksud untuk gantian air zam-zam kerana air zam-zam merupakan air yang terbaik dan suci didunia. Air Coralite merupakan air mineral dari mutiara karang semulajadi dari laut dan bukan dihasilkan oleh manusia ,kehebatanya adalah ciptaan yang maha esa jua. kami sekadar memprosesnya saja. Air Coralite sekadar jenama,air Coralite adalah air yang sihat untuk tubuh badan kita. Rasa lah Air Coralite hari ini dan alamilah perbezaanya esuk..Insyallah.setiap penyakit ada ubatnya kecuali As-Sam. kita sekadar berusaha dan berdoa hanya Tuhan yang menentukan segalanya.Amin.




JIKA BERMINAT UNTUK MENJADI AGEN ATAU SUB AGEN;
SILA HUBUNGI;
AHMAD MU'AZ ANUAR STOKIST BANGI 43650
019 3511776

CUBA HARI INI DAN ALAMI PERUBAHANNYA ESOK!!!...

PANDUAN PERTOLONGAN CEMAS...BELAJAR SENDIRI!!!

BAGAIMANA MELAHIRKAN SUPER HERO DALAM DIRI?...ANDA BERBAKAT...KETAHUI LAH...

ANDA ADA MASALAH DENGAN TEMAN HIDUP?...

CARA KURUSKAN BADAN DENGAN BETUL...

SUSAH JADI KAYA?...INI RAHSIA NYA....

ADA MASALAH DENGAN PENGURUSAN MASA?...

Hadis : Mewarnakan Rambut


Hadis : Mewarnakan Rambut

Hadis :
Dari Ibnu Sirin r. A katanya:."Aku bertanya kepada Anas bin Malik r.a:"Adakah Rasulullah s.a.w mencelup rambut baginda?" jawab Anas:"Baginda tidak kelihatan beruban, kecuali di janggutnya nampak beberapa helai rambut putih." Kata Ibnu Sirin:"Aku betanya pula kepadanya, adakah Abu Bakar mencelup rambutnya?" Jawab Anas:"Ada. Dengan inai." (Muslim)

Huraian :
Sebahagian daripada perkara yang tergolong di dalam masalah perhiasan ialah mewarnakan rambut atau janggut yang telah beruban. Tetapi dengan warna apa dibenarkan mewarna rambut? Apakah dengan warna hitam atau warna-warna lain? Atau mesti mengelakkan dengan warna hitam? Orang yang telah tua, ubannya telah merata sama ada di kepala ataupun di janggut, tidak selayaknya mewarnakannya dengan warna hitam. Oleh itu, ketika Abu Bakar membawa bapanya Abu Qufahah ke hadapan Nabi s.a.w. pada hari penaklukan Mekah, Nabi melihat rambutnya seperti pokok Thughamah yang terlalu putih buah dan bunganya. Nabi bersabda: "Ubahlah ini (uban) tetapi jauhilah warna hitam." (HR Muslim). Manakala mereka yang tidak sebaya dengan Abu Qufahah, tidaklah berdosa apabila mewarna rambutnya dengan warna hitam. Dalam masalah ini al-Zuhri telah berkata: "Kami mewarna rambut dengan warna hitam apabila wajah masih kelihatan muda, tetapi apabila wajah sudah berkedut dan gigi sudah goyang, kami tinggalkan warna hitam." (Fathul Bari) Dan di dalam sebuah hadis riwayat Abu Zar mengatakan: Sebaik-baik bahan yang digunakan untuk mewarna uban ialah pokok inai dan katam." (HR Tarmizi dan ash-habusunan) Katam adalah sejenis pokok yang tumbuh di Yaman yang mengeluarkan pewarna berwarna hitam kemerah-merahan. Dan Inai sejenis pokok berdaun yang mengeluarkan warna merah. Anas bin Malik meriwayatkan, bahawa Abu Bakar mewarna rambutnya dengan inai dan katam, manakala Umar hanya dengan inai sahaja.

Sumber : Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

Hadis : Dijauhkan Dari Neraka 70 000 Musim

Hadis :
Dari Abu Sa'id al-Khudri r.a katanya, Rasulullah s.a.w bersabda:"Setiap orang yang puasa satu hari kerana Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh 70 000 musim." (Muslim)

Huraian :
Dilihat secara terperinci, kita dapati orang yang berpuasa itu dapat dibahagikan kepada tiga golongan iaitu:
i) orang berpuasa kerana malu kepada Allah dan manusia.
ii) orang yang berpuasa kerana malu kepada manusia tetapi tidak malu kepada Allah.
iii) orang yang langsung tidak berpuasa kerana tidak malu kepada Allah dan manusia.

Orang yang berpuasa kerana malu kepada Allah dan manusia, puasa mereka adalah berdasarkan kepada perasaan sedar dan insaf kepada perintah Allah S.W.T yang mewajibkan berpuasa. Golongan ini akan sentiasa berhati-hati dan sentiasa menjaga puasanya daripada perkara yang boleh membatalkan puasa. Oleh kerana itu, di mana-mana tempat sekali pun, sama ada di tempat tersorok atau tidak, mereka tetap memelihara puasanya. Golongan ini sedar bahawa Allah tetap melihat perbuatan mereka walaupun mereka tidak dapat melihat Allah.

Tentang golongan kedua pula, mereka ini berpuasa semata-mata kerana malu kepada manusia tetapi tidak malu kepada Allah. Lantaran itu, apabila berada jauh daripada pandangan manusia, tanpa segan-silu mereka meninggalkan puasa. Golongan ini berpuasa bukan kerana taat dan patuh kepada perintah Allah tetapi kerana malu kepada manusia lain yang berpuasa. Biasanya orang yang seperti ini berpuasa kerana hendak menunjuk-nunjuk atau riak. Mereka tidak mempunyai sifat amanah kepada Allah mahupun pada diri sendiri.

Golongan ketiga ialah mereka yang langsung tidak berpuasa kerana tidak malu kepada manusia apatah lagi kepada Allah. Golongan ini dianggap paling hina di sisi Allah. Bahkan ada ketikanya mereka ini sanggup mengaku sebagai orang bukan Islam agar terlepas daripada hukuman dan tindakan pihak berkuasa. Mereka tidak sedar bahawa pengakuan itu boleh membatalkan syahadah.

Menyedari hakikat ini, renungkanlah. Dalam golongan manakah kita berada?

Sunday, May 9, 2010

Air- Coralite Bukan sekadar Air. Air Coralite adalah Air mineral beralkali diperkaya dengan Mutiara Karang .


Apa itu Air Coralite?
Air Coralite ialah air minuman di-abab 21, ia adalah air yang mempunyai kandungan oksigen dan mineral semulajadi dari mutiara karang lautan Okinawa,Jepun. Air Coralite mudah dan cepat diserap oleh badan untuk proses pembersihan,pembinaan,penjanaan semula dan mengimbangi semula pH badan sebaik sahaja diminum atau mengambilnya.

Air Coralite , selain membekalkan oksigen,ia juga membekalkan khasiat tambahan semulajadi yang diperlukan oleh badan. Air Coralite merupakan air yang ditapis menggunakan kaedah yang diakui kebersihannya dan diperkaya dengan kandungan mineral semulajadi dari mutiara karang dari lautan yang bersih dari segala pencemaran.Air Coralite diproses mengabungkan Teknologi Malaysia dan Teknologi Marine BioChemistry.

Air Coralite membekalkan nutrisi dan mineral yang diperlukan oleh tubuh badan untuk mencapai tahap kesihatan yang dikehendaki. Air Coralite dihasilkan dan dipatenkan melalui 21 langkah penapisan dan pemineralan. Proses in pada mulanya begitu rumit untuk mereplikakan sama dengan kandungan air dalam Coral Water Okinawa,Jepun. Ia mengambil masa percubaan terperinci dan ujian untuk diproses sepenuhnya . Alhamdullilah , akhirnya proses ini berjaya dalam mewujudkan Coralite Water dengan kesemua ciri-ciri keistimewaan serta faedah-faedah seperti Coral Water Okinawa,Jepun.

Semasa proses pengeluaran air untuk menstruktur semula bagi mewujudkan kelompok -kelompok molekul lebih kecil untuk menyediakan nilai pH lebih rendah untuk meningkatkan penyerapan selular dan penghidratan.Proses ini dibuat dengan begitu teliti dengan menggunakan elektrolit dan mineral terpenting untuk menghasilkan nilai air yang berkualiti,bersih,suci, bermineral dan beralkali untuk membantu badan manusia dalam memelihara pH optimum iaitu untuk kesihatan yang lebih baik dan berterusan.

Air Coralite diproses dengan satu bentuk halus elektrolisis yang menggionkan air untuk menghasilkan ciri anti- oksidan yang sangat berharga. Air Coralite diperkaya dengan butiran mutiara karang yang diimport dari Okinawa Jepun, Mutiara karang yang digunakan merupakan mutiara karang yang mendapat kelulusan daripada kerajaan dan sijil analisis dari Kementerian Kesihatan Jepun . Mutiara Karang digunakan untuk meningkatkan peratusan dan kesesuaian kalsium,magnesium dan fosforus serta lebih dari 70 mineral surih bermanfaat yang lain..Dari hasil kesemua pemprosesan khusus, Air Coralite merupakan air yang menyegarkan yang perlu menjadi minuman harian dan patut dihargai kerana ia bukan sekadar air biasa, ia adalah air yang telah diamalkan pada abad ke 16. Kini ia merupakan satu diantara air terbaik di-abad 21 ini selepas air zam-zam..., tapi ini tidak bermaksud untuk gantian air zam-zam kerana air zam-zam merupakan air yang terbaik dan suci didunia. Air Coralite merupakan air mineral dari mutiara karang semulajadi dari laut dan bukan dihasilkan oleh manusia ,kehebatanya adalah ciptaan yang maha esa jua. kami sekadar memprosesnya saja. Air Coralite sekadar jenama,air Coralite adalah air yang sihat untuk tubuh badan kita. Rasa lah Air Coralite hari ini dan alamilah perbezaanya esuk..Insyallah.setiap penyakit ada ubatnya kecuali As-Sam. kita sekadar berusaha dan berdoa hanya Tuhan yang menentukan segalanya.Amin.



JIKA BERMINAT UNTUK MENJADI AGEN ATAU SUB AGEN;
SILA HUBUNGI;
AHMAD MU'AZ ANUAR STOKIST BANGI 43650
019 3511776

CUBA HARI INI DAN ALAMI PERUBAHANNYA ESOK!!!...

Rela dimasukkan ke neraka

Rela dimasukkan ke neraka
Nabi Musa AS suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan umatnya. Nabi Musa AS melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah. Nabi Musa AS kemudian menyapa dan mendekatinya. Setelah berbicara sejenak ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa AS, Wahai Musa AS aku telah beribadah kepada Allah SWT selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah SWT akan meletakkanku di Syurga-Nya?. Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah. Nabi Musa AS mengabulkan permintaan orang itu.


Nabi Musa AS kemudian bermunajat memohon kepada Allah SWT agar Allah SWT memberitahukan kepadanya di mana umatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak. Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepadanya bahawa Aku akan meletakkannya di dasar Neraka-Ku yang paling dalam". Nabi Musa AS kemudian mengkhabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan Allah SWT kepadanya. Ahli ibadah itu terkejut. Dengan perasaan sedih ia beranjak dari hadapan Nabi Musa AS. Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya. Ia juga mulai terfikir bagaimana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, di mana lagi tempat mereka kelak di akhirat. Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa AS kembali. Ia kemudian berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa AS, aku rela Allah SWT memasukkan aku ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan. Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku jadi tidak akan ada seorang pun akan masuk ke dalamnya". Nabi Musa AS menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah SWT. Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa AS maka Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada umatmu itu bahawa sekarang Aku akan menempatkannya di Syurgaku yang paling tinggi".

Hadis : Empat kunci kebahagiaan

Hadis : Empat kunci kebahagiaan
Hadis :
Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya:":Empat perkara yang membawa kebahagiaan iaitu wanita yang solehah, rumah yang luas, jiran yang baik dan kenderaan yang selesa.!" Riwayat Ibnu Hibban

Huraian :
i) Kehidupan yang selesa adalah suatu bentuk kehidupan yang dialu-alukan oleh Islam di mana kehidupan yang sempurna memerlukan empat elemen asas yang penting iaitu:

a) Wanita yang solehah- iaitu isteri yang baik yang dapat menguruskan keluarga dan rumahtangga dengan sempurna.

b) Rumah yang luas yang boleh memberikan keselesaan untuk bermesra dengan keluarga dan anak-anak di samping dapat melapangkan fikiran dengan baik dan tenang.

c) Jiran yang baik kerana jiran merupakan orang yang paling rapat selepas sanak saudara dan keluarga. Jiran yang baik dapat menjamin keharmonian hidup bermasyarakat sehinggakan ikatan kejiranan itu boleh bertukar seakan-akan sebuah kelurga yang kasih-mengasihi dan saling mengambil berat di antara satu sama lain.

d) Kenderaan yang selesa kerana ia memberikan kemudahan dalam segala urusan.

ii) Antara tabiat buruk yang mengancam kebahagiaan hidup ialah berfoya-foya dengan kehidupan mewah, boros harta dan membazir ketika berbelanja. Tabiat ini sering disebut dalam al-Quran sebagai punca kehancuran beberapa umat yang terdahulu.

iii) Kemewahan hidup berbeza antara satu zaman dengan zaman yang lain, mungkin mewah pada suatu ketika dahulu, tidak dianggap mewah pada hari ini, kerana perbezaan masa, suasana dan pendapatan menjadikan ukuran kemewahan turut berbeza.

Malaikat maut memerhati wajah manusia 70 kali dalam sehari


Malaikat maut memerhati wajah manusia 70 kali dalam sehari

MEMANG tiada siapa pun dapat menduga bila saat kematian mereka akan tiba. Sebab itu ramai yang masih leka dan tiada persediaan 'menanti' saat kematian mereka.
Allah berfirman yang bermaksud: "Setiap yang hidup akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali." (Surah al-Anbiyak ayat 35)

BERSEMADI...alam barzakh menjadi tempat persemadian sebelum manusia dibangkitkan pada hari akhirat.
SEDIH...kematian adalah dugaan bagi menilai keimanan selepas berpisah dengan insan tersayang.

Tahukah kita bahawa malaikat maut sentiasa merenung serta melihat wajah seseorang itu 70 kali dalam sehari? Andainya manusia sedar hakikat itu, nescaya mereka tidak lalai mengingati mati.

Oleh kerana malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak dapat melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyedari apa yang dilakukan malaikat Izrail.

Hadis Nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: "Bahawa malaikat maut memerhati wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati orang itu ada yang gelak-ketawa. Maka berkata Izrail: 'Alangkah hairannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berseronok-seronok dan bergelak ketawa.'"

Justeru, tidak hairanlah, jika ramai manusia yang masih mampu lagi bergelak sakan dan bersenang-lenang seolah mereka tiada masalah yang perlu difikirkan dalam hidup.

Takdirnya esok hari terakhir Allah 'pinjamkan' nyawa kepada kita untuk bernafas di muka bumi ini adakah kita sudah cukup bekalan bagi menghadapi dua fasa berikutnya iaitu alam barzakh dan alam akhirat?

Tiada seorang pun di dunia ini dapat menggambarkan bagaimana perasaan dan pengalaman mereka menghadapi saat kematian.

Ajal tidak mengenal sesiapa sama ada mereka itu tua, muda, sihat, kaya atau miskin.

Rasulullah s.a.w juga menjelaskan dalam hadisnya bahawa kesakitan ketika hampir mati itu seperti ditetak 100 kali dengan pedang tajam atau seperti dikoyak kulitnya dari daging ketika hidup-hidup.

Bayangkanlah betapa sakit dan dahsyatnya saat menghadapi kematian.

Kalau hendak diikutkan siapa yang hendak nyawanya dicabut dalam keadaan yang amat menyeksakan.

Maka amat beruntunglah sesiapa yang matinya dalam keadaan khusnul khatimah (kebajikan).

Salman Al-Farisi meriwayatkan hadis Nabi s.a.w yang bermaksud: "Perhatikanlah tiga perkara kepada orang yang sudah hampir mati itu. Pertama: berpeluh pada pelipis pipinya; kedua: berlinang air matanya dan ketiga: lubang hidungnya kembang kempis.

"Manakala jika ia mengeruh seperti tercekik, air mukanya nampak gelap dan keruh dan mulutnya berbuih, menandakan menandakan azab Allah sedang menimpa dia." (Hadis riwayat Abdullah, al-Hakim dan at-Tarmizi)

Kematian 'menjemput' manusia secara perlahan-lahan atau beransur-ansur mulai daripada jasad, hujung kaki kemudian ke paha.

Bagi orang kafir pula, apabila nyawanya hendak dicabut Izrail, wajahnya akan menjadi gelap dan keruh dan dia mengeruh seperti binatang yang disembelih.

Itu pula tanda azab yang diterimanya disebabkan dosa dan kekufuran mereka.

Al-Qamah bin Abdullah meriwayatkan hadis Rasulullah s.a.w yang bermaksud: "Bahawa roh orang mukmin akan ditarik oleh Izrail dari jasadnya dengan perlahan-lahan dan bersopan sementara roh orang kafir pula akan direntap dengan kasar oleh malaikat maut bagaikan mencabut nyawa seekor khimar."

Allah juga turut menimpakan seorang Muslim yang berdosa itu dengan kekasaran ketika mereka menghembuskan nafasnya yang terakhir sebagai kaffarah dosanya.

Mungkin ada juga orang kafir yang mati dalam ketenangan mungkin kerana ketika hidupnya dia berbuat kebajikan dan itu adalah balasan terhadapnya kerana setiap kebajikan pasti akan dibalas.

Tetapi kerana tidak beriman, ia tidak menjadi pahala kebajikan dan kekufurannya tetap diazab pada hari akhirat kelak.

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: "Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut.

"Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar.

"Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu."

Malaikat Izrail menjalankan arahan Allah s.w.t dengan sempurna. Dia tidak diutuskan hanya untuk mencabut roh orang sakit saja ataupun roh orang yang mendapat kecelakaan dan malapetaka.

Kematian mungkin berlaku kerana sebab bencana seperti gempa bumi, banjir, kebakaran dan ada juga yang matinya disebabkan kemalangan, diserang penyakit berbahaya seperti kanser, jantung, Aids, denggi dan taun.

Seorang yang sedang sakit tenat, menjadi rahmat yang tinggi nilainya kerana Allah masih memberi peluang supaya mereka sedar akan kesilapan yang mereka lakukan selama hidup di dunia.

Maka waktu itu mereka masih berpeluang bertaubat dari dosa dan kesilapan. Begitu juga halnya dengan orang mati mengejut disebabkan kemalangan.
Ia memberi pengajaran dan peringatan kepada mereka yang masih hidup supaya berhati-hati dan tidak lalai berusaha untuk memperbaiki diri.

Justeru, bagi mereka yang masih diberikan nikmat kehidupan perlu sentiasa mengambil iktibar terhadap segala yang berlaku.

Allah menjadikan sebab kematian itu bagi memenuhi janji-Nya kepada malaikat maut.

Saidina Abbas meriwayatkan dalam sebuah hadis antara lain menerangkan malaikat Izrail berasa sedih apabila ditugaskan mencabut roh makhluk bernyawa.

Ini kerana antara makhluk bernyawa itu adalah termasuk manusia yang terdiri daripada kekasih Allah iaitu Rasul, nabi, wali dan orang soleh.

Malaikat maut mengadu kepada Allah betapa dirinya tidak disenangi keturunan Adam a.s.

Dia mungkin dicemuh kerana mencabut roh manusia yang mana menyebabkan orang berduka cita akibat kehilangan orang tersayang dalam hidup mereka.

Justeru, jika seseorang Muslim itu meninggal dunia, beberapa langkah penting perlu dilakukan seperti menempatkan jenazah di tempat yang sesuai sebagai menghormatinya, sunat meletakkan keadaan kakinya menghala ke arah kiblat, tanggalkan pakaian berjahit, tutupkan jenazah dengan sehelai kain nipis ke atas seluruh jasadnya, rapatkan kedua-dua belah matanya dan mulutnya, letakkan kedua-dua tangan jenazah di atas dadanya sebagaimana dalam keadaan qiam (berdiri) ketika solat, letakkan sesuatu yang sederhana berat di atas perutnya seperti gunting dan pisau serta sunat bagi yang hidup mencium jenazah.

Pensyarah di Jabatan Fiqh dan Usul Fiqh, Kuliyyah Ilmu Wahyu dan Warisan Islam, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM), Prof Datuk Dr Mahmood Zuhdi Ab Majid, berkata umat Islam dilarang mengaitkan kematian seorang Muslim itu dengan tanda tertentu.

"Itulah yang menyebabkan umat Islam semakin mundur kerana terlalu banyak mempercayai perkara khurafat dan tahyul.

"Jika ada kematian seperti kemalangan contohnya kita ditegah untuk bertanya kepada waris apakah perbuatan ganjil yang dilakukan sebelum kematiannya," katanya.

Dr Mahmood Zuhdi berkata tiada siapa pun dapat mengelak daripada mati melainkan Allah dan kematian tetap akan datang tepat pada masanya.

"Apabila sampai ajal seseorang, umat Islam digalakkan memberi nasihat kepada keluarga si mati supaya bertenang dan banyakkan bersabar.

"Islam menegah amalan keterlaluan seperti menjerit dan meratapi kematian," katanya.

Beliau berkata bagi mereka yang masih hidup peluang perlu dimanfaatkan dengan memperbaiki keadaan diri yang ternyata banyak melakukan kesilapan dan kesalahan.
"Tiada daya atau usaha yang boleh menyelamatkan kita daripada kematian.

"Kematian menjadikan hati manusia menjadi sedih serta berpisah dengan keluarga tercinta. Hanya amalan soleh saja akan membawa kita bertemu Allah," katanya.

Mother's Day. Hari Dewa Rhea !


Mother's Day. Hari Dewa Rhea !

Oleh Ustaz Saiful Bahri

Sememangnya kini kita berada dalam jaringan lubang dhab yang dalam dan berserabut hasil peninggalan penjajah Barat dan kesan weternisasi. Seolah-olah perkembangan pola pikir kita berlandskapkan permasalahan yang sama yang dideritai oleh barat. Akibatnya kita menelan segala pil yang dicipta barat bagi menyelesaikan segala permasalahan mereka. Seumpama orang yang berpenyakit yang terpaksa menelan pelbagai jenis pil yang ditetapkan doktor untuk penyembuhan tetapi si anak yang diterangkan transkripsi ubat oleh sang doktor untuk diberi kepada ibunya yang sakit turut menelan ubat yang sama. Beliau tidak menghadapi penyakit tersebut tetapi kerana terpesona dengan penerangan dan penjelasan atau kagum dengan si doktor. Betapa bodohnya dia.

Inilah yang dihadapi oleh umat Islam khususnya para pemerintah mereka. Seolah-olah terkapai-kapai tanpa sumber dan panduan. Mereka menelan semua pil barat untuk menghadapi penyakit-penyakit yang melanda Barat sedangkan segala virus dan punca penyakit tersebut juga mereka bawa dan datangkan dari barat. Sebenarnya mereka bercelaru dari segi welstanchaungnya (world view). Inilah juga yang menimpa kepada rakyat dan umat Islam.

Di barat, institusi keluarga menjadi hancur lebur. Kebanyakan mereka lebih memilih untuk bersekedudukan daripada mengamalkan institusi kekeluargaan. Lebih 50% bahkan sesetengah negara barat mencecah 2/3 rakyat mereka adalah lahir daripada anak luar nikah. Apabila mereka berusia 18 tahun, mereka bebas tanpa ikatan daripada keluarga mereka. Dasar materialisme dan individualistik amat mencengkam masyarakat mereka. Masing-masing mementingkan diri sendiri. Negaralah yang menguruskan anak-anak dan ibu-bapa yang bermasalah dan golongan tua. Krisis nilai dan akhlak jatuh melebihi tahap binatang. Hubungan kekeluargaan amat rapuh. Seolah tiada ikatan anatara anak serta ibu-bapa, antara isteri dan suami. Apatah lagi jiran tetangga maupun adik beradik, ipar duai. Kamu.. kamu, aku.. aku.

Sebab itulah mereka memperkenalkan pelbagai jenis hari. Hari Ibu, Hari Bapa, Hari Pekerja, Hari Guru, Hari Jururawat… dan seribu jenis hari perayaan dan pelabagai cuti demi mengingatkan dan menghargai pelbagai golongan tersebut. Ini berlaku kerana krisis akhlak dan nilai moral yang sudah hilang. Tiada lagi ingatan, penghormatan, penghargaan yang diamalkan secara normal bahkan memerlukan ingatan secara paksaan. Dalam masa yang sama mereka juga mempunyai agenda dalam meng’kudus’kan icon-icon tertentu untuk memperkukuhkan kehendak dan perancangan agama dan kehendak pemerintah mereka. Apatah lagi agenda Yahudi-Nasara ini yang cuba untuk menglobalkan pemakaian cara hidup mereka atas dunia ini khususnya dunia Islam.

Dunia Islam sepatutnya tidak menghadapi isu korup aqidah dan akhlak yang amat menjijikkan ini. Bukan sekadar kita diikat dengan syaraiat dan akhlak Islam tetapi juga batas budaya dan kesopanan bangsa. Tetapi kini ia mula mencair akibat dunia kita diletakkan dalam parit dan saluran barat, yang mau tak mau, seluruh rakyat menuruti kehendak massa yang terdorong mengikuti life-stail barat yang penghujungnya adalah septik-tank yang penuh dengan tahik-tahik barat.

Dalam Islam isu-isu kekeluargaan, hak-hak sepatutnya tidak berbangkit. Tidak memerlukan HAM (Hak Asasi Manusia-PBB) untuk ditegak dan dipraktikkan. Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw mengatasi tarikh dan kewujudan PBB itu sendiri. Apa yang dibawa oleh Baginda bersesuaian dengan fitrah kejadian manusia itu sendiri apatah ianya diturunkan oleh Pencipta manusia dan Pemilik dunia dan cakrawala ini.

Sepatutnya tidak perlu satu hari khusus untuk Ibu dan satu hari khusus untuk Bapa. Di Barat mungkin ya. Tetapi tidak untuk umat Islam apatah lagi dia seorang mukmin. Setiap hari bagi si mukmin adalah hari ibu dan hari bapa. Sebab selagi mana ia tidak syirik kepada Allah selagi itulah dia mengikatkan ikatan syahadahnya itu untuk berbuat baik terhadap ibu-bapanya sendiri. Ini difirmankan Allah:

أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Jangan sesekali kamu syirik kepada Allah dan kepada dua ibu-bapa kamu hendaklah berbuat baik


Ada 4 tempat didalam al-Quran yang menggabungkan ayat tauhid dan taat ibu-bapa ini. Dan pastinya seorang mukmin tidak berlaku akhlak buruk yang melupakan ibu-bapa ini kecuali dia adalah muslim saduran.

Kalau Barat sendiri Hari Ibu mesti datang dari asal-usul dan punca kepercayaan mereka sendiri. Satu aliran pemikiran mengakui bahawa perayaan ini lahir dari satu adat pemujaan ibu di Yunani Purba, yang menyambut satu perayaan untuk Cybele, ibu dewa-dewi Yunani yang agung. Perayaan ini diadakan sekitar equinoks musim bunga di Asia Kecil dan tidak lama kemudian di Rom dari 15 hingga 18 Mac. Orang Rom Purba juga menyambut sebuah perayaan bernama Matronalia yang memperingati Dewi Juno, dan ibu lazimnya diberi hadiah pada hari tersebut.

Peringatan Mother’s Day di sebagian negara Eropah mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronus, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno. Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Mother’s Day jatuh pada bulan Mac. Di Amerika Syarikat dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Itali, Jepun, Belanda, Singapura, Taiwan, Hongkong termasuk Malaysia peringatan Mother’s Day jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei kerana pada tarikh itu pada tahun 1870 aktivis sosial Julia Ward Howe mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara. Dan kini, masing-masing cuba menjadikan hari ibu sebagai hari memperingati tokoh-tokoh negara mereka. Malah di China, sesetengah rakyat China sedang mula memupuk Hari ibu sebagai memperingati Meng Mu, ibu kepada Mencius.

Dalam Islam, pengajaran yang menukilkan tentang si ibu ini diungkapkan dalam al-Quran yang telah diturunkan kepada Rasulullah Saw semenjak 14 abad yang lalu dan berjaya mewujudkan satu tahap manusia yang memberi pengiktirafan yang tinggi terhadap ibu-ibu mereka. Apatah lagi isu kewanitaan telah diangkat martabat mereka semenjak kedatangan Islam setelah sekian lama wanita menjadi status hamba kepada kaum lelaki, sebagai kilang untuk melahirkan anak-anak mereka maupun sebagai sembahan kepada tuhan-tuhan yang anggapan mereka adalah lelaki yang memerlukan wanita-wanita. Sehingga ke hari ini tahap wanita masih lagi sebagai ikon seks mereka dan sebagai agen pengiklanan untuk mempromosi barangan yang diletakkan nilai dan harta seumpama barangan semata. Ianya masih lagi pemilikan kepada individu tetapi dalam bungkusan envelope moden.

Dalam Islam bebanan Ibu-bapa amat berat sehingga ibu-bapa mereka ini sebagai tanggung-jawab taklif terhadap mukmin keatas setiap batang tengkok si anak itu sendiri sehingga dosa penderhakaan itu hampir mencapai tahap syirik kepada Allah sebagaimana firman Allah Swt dalam surah al-Isra’ : 23

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Mengikut pandangan ulama, sudah cukup dikira derhaka jika dalam sehari ia tidak mendoakan kesejahteraan buat ibu-bapanya. Selayaknya seorang mukmin sentiasa mendoakan mereka setiap kali selepas sembahyang dengan doa yang ma'thur yang diajar oleh Rasulullah Saw. Itulah sebai-baik 'wish' dan ucapan buat ibu maupun bapa. Dengan apa yang diajar dan diucapkan oleh lidah yang mulia, iaitu Rasulullah Saw. Setiap hari 5 kali sehari semalam. Bukannya setahun sekali. Setiap kali bertemu dikucupnya tangan mereka maupun selepas tiap kali ada peluang. Bukannya tunggu hariraya sekali setahun. Sentiasalah berbuat baik kepada mereka dengan adab dan akhlak Islam. Tidak cukup sekadar sekeping kad dan setangkai bunga.

Rasulullah Saw bersabda:

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى مِيقَاتِهَا قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Berkata Abdullah bin Mas’ud r.a: Aku bertanyakan rasulullah Saw. “ Ya Rasulullah. Apakah amalan yang afdhal? Sabda Baginda: “Sembahyang ketika waktunya”. Kemudian apa lagi. Jawab Baginda: “Berbuat baik kepada ibu-bapa”. Aku bertanya lagi, kemudia apa? Jawab Baginda: Jihad sabilillah. Riwayat Bukhari.


Tuntutan dalam memenuhi keperluan si ibu dilebihkan oleh Islam berbanding si ayah. Faktor kelemahan fizikal, usia dan betapa perlunya ia menerima kasih-sayang dan bantuan, apatah lagi di usia emas mereka. Sehingga Rasulullah Saw mensabdakan beberapa potong hadis. Antaranya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ
Daripada Abu Hurayrah r.a berkata: Telah datang seorang lelaki dan bertanya. Ya Rasulullah siapakah orang yang lebih berhak untuk aku santuninya dengan terbaik? Rasulullah bersabda : ibu kamu, kemudian siapa? Sabda Baginda : ibu kamu, kemudian siapa? Bersabda Rasulullah : ibu kamu, kemudian siapa? Ayah kamu. Riwayat Bukhari

Ianya dikuatkan dengan firman Allah dalam surah Luqman ayat: 14

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

"Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah juga tempat kembali (untuk menerima balasan).

Hadis riwayat ibn Majah pula menyebut tentang seorang lelaki yang acapkali bertanyakan soalan untuk keluar berjihad tetapi disuruh oleh baginda menjaga ibunya itu lebih afdhal.

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السُّلَمِيِّ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ أَرَدْتُ الْجِهَادَ مَعَكَ أَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ قَالَ وَيْحَكَ أَحَيَّةٌ أُمُّكَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ ارْجِعْ فَبَرَّهَا

Daripada Muawiyyah bin Jahimah al-Sulami berkata: Aku mendatangi Rasulullah Saw dan berkata: Ya Rasulullah. Aku ingin keluar berjihad bersama kamu untuk mencari keredhaan Allah dan Hari Akhirat. Sabda Baginda: Adakah ibu kamu masih hidup?. Jawabku: Ya. Sabda Baginda: Pulanglah dan jagalah ibumu sebai-baiknya.

Kita juga tahu akibat daripada tingkah laku sebaliknya. Bagaimana fitnah yang dihadapi oleh Juraij akibat tidak menyahut panggilan ibunya ketiaka beliau melakukan solat-solat sunatnya. Apa yang ditimpakan terhadap Alaqamah yang tidak mampu mengucap dua kalimah syahadah ketika hampir matinya akibat ia mendahulukan isteri daripada ibunya. Kecualilah jika ibunya mendorong dan menyuruh kepada kekufuran atau kemaksiatan. Apabila bertembung taat makhluk dengan Allah ketahuilah bahawa ketaatan kepada Allah dan Rasul itu adalah mutlak. Seperti apa yang diriwayatkan dalam Hadis Muslim kisah Saad bersama ibunya yang mengadu kepada Rasulullah Saw yang cuba memaksanya meninggalkan Islam dan meninggalkan Rasulullah Saw. Ia mengugut untuk tidak makan dan minum sehingga mati kecuali jika Saad murtad. Allah Swt menurunkan firmanNYa:

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. Surah Luqman: 15

Berdasarkan diatas, jika mereka seorang yang benar-benar beriman, nescaya tidak berlakunya kelompangan akhlak terhadap ibu-bapanya. Tidaklah ia menjadi masyarakat kurang ajar terhadap mereka yang melahirkannya kecualilah ibu-bapa mereka itu juga buruk akhlak dengan tuhannya atau buruk akhlak dengan datuk dan nenek mereka. Nescaya kemana ditumpahkan kuah kalau tidak ke nasi. Di harapkan tidak lagi terjadi kecelaruan umat Islam yang teraba-raba seperti sibuta kehilangan tongkat. Ikut tercapai dek tangan meskipun kayu berduri dan berbisa. Ingatlah kita ada al-Quran serta Hadis sebagai rujukan. Cukuplah Islam sebagai ubat dan penawar kepada ummah. Selagi tak kembali kepada panduan suci itu, selagi itulah umat Islam tidak lepas daripada penyakit serta virus yang diciptakan itu.

Habis bagaimana dengan sambutan ‘Hari Ibu’ yang disambut kini. Setengah ulama seperti Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin ada yang membid’ahkan sambutan tersebut kerana setiap hari raya yang bertentangan dengan hari raya yang disyariatkan adalah bid'ah dan tidak dikenal pada masa salafushalih. Apatah lagi pencetusnya bukan kaum muslimin, sehingga di dalamnya ada bid'ah menyerupai musuh-musuh Allah. Hari raya-hari raya yang disyariatkan sangat dikenal oleh pemeluk Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, serta Idul Usbu' (hari Jum'at). Dalam Islam tidak ada hari raya lain selain tiga hari raya tersebut, maka setiap hari raya yang diadakan di luar tiga hari raya itu ditolak, bid'ah dan batil menurut syariat Allah, karena Nabi Sawbersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
"Barang siapa yang mengadakan sesuatu amalan baru dalam urusan (ibadah) kami yang bukan daripadanya (Nabi) maka ia tertolak." (HR Muttafaqun alaihi).

Memandangkan masyarakat hari ini yang terjebak jauh dalam pengamalan-pengamalan Yahudi dan Nasara, yang bukan sekadar sejengkal bahkan sudah berada dalam lubang biawak mereka. Di harapkan umat Islam mengambil pelbagai pendekatan untuk memberi penjelasan serta mengislamisaikan pengamalan hari ini agar selari dengan tuntutan Islam. Gunakan majlis serta atur-cara yang ada untuk berdakwah serta menyampaikan konsep dan pandangan Islam agar mereka dapat membezakan antara susur galur Islam dan lainnya.

Kita perlu menjelaskan kembali status ibu dalam al-Quran. Peranan mereka dalam melahirkan generasi spesisi manusia ini. Hatta melahirkan para nabi, sahabat dan ulama. Bermula dengan Ibu manusia iaitu Hawa maupun Ibu Nabi Musa a.s, Maryam sebagai ibu Nabi Isa, Isteri Imran, Hajar dan Sarah, maupun Aminah, ibu Rasulullah dan isteri-isteri Rasulullah Saw. Para sohabiah yang berjuang bersama baginda. Bukan sekadar kisah tetapi tautan aqidah, syariah serta akhlak dan siri-siri perjuangan mereka dalam menegakkan Islam. Silih-gantikan dengan coretan dan kisah ibu-ibu dan wanita derhaka sebagai iktibar dan pengajaran seperti isteri nabi Noh, Isteri nabi Lut maupun isteri Abu lahab. Hidup mereka yang sentiasa merintangi syariah dan perjuangan Islam bahkan yang berada di barisan hadapan sebagai penentang kebenaran dan penegak kejahatan.

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
Para mukmin lelaki dan mukminah perempuan sebagai pemimpin antara mereka

Mereka adalah kepimpinan yang sentiasa bahu membahu sesama mukmin untuk berkerja dan berjihad dijalan Allah. Bekerja untuk berdakwah kepada masyarakat agar kembali kepada Islam yang syumul yang telah lengkap segala-galanya dan tak terkurang walau satupun. Bukan ianya sekadar teori tetapi realiti dan praktikal dan telah terbukti kehebatannya semenjak 14 abad yang lalu.


paste n thanks to :...http://ustsaifulbahri.blogspot.com/

Khutbah Jumaat: Guna Kelebihan Peribadi Utk Kepentingan Islam

Khutbah Jumaat: Guna Kelebihan Peribadi Utk Kepentingan Islam
Posted on Sunday, May 09 @ 07:25:57 PDT
Dilulus untuk paparan oleh SongkokPutih

Oleh: ustnik

"Kita masih berada dalam bulan Jamadilawwal. Peristiwa penting dalam sejarah Nabi pada bulan ini ialah Perang Mu’tah. Satu peperangan yang memperlihatkan kehebatan sebuah perjuangan dan ketokohan para Sahabat. 3 pemimpin utama Zaid bin Harithah, Jaafar bin Abi Talib dan Abdullah bin Rawahah gugur seorang demi seorang. Kata-kata puisi mereka sebelum gugur amat hebat.


Teliti kata puisi Abdullah bin Rawahah:

Tapi aku pohon ampun dari arRahman, dan sebilah pedang memancungku,
memancutkan buih-buih darah, Atau sebatang tombak menusuk dadaku,
mengoyak dadaku, hati jantungku, supaya org yg melintasi pusaraku berkata:
Ya Allah! Pejuangmu menempah kejayaan,
Allah anugerahkan kurniaan kepada pejuang,
Pejuangmu telah mendapat hidayah dariMu!

khutbah berkaitan: Klbhn Peribadi Utk Kpntgn Islam (0)

Demikian juga kata-kata Jaafar bin Abi Talib:

Alangkah indahnya syurga, nah! kita menghampirinya,
syurga yang serba baik isinya, sejuk nyaman airnya,
enak minumannya, tibalah sudah,
azab ke atas bangsa Rum, Rom bangsa kafir,
yang memeranginya pasti saya.

Jaafar gugur. Di mayatnya 50 tikaman dari hadapan. AllahuAkbar!

Dengarkan juga kata-kata Abdullah bin Rawahah:

Aku bersumpah wahai diriku,
Engkau mesti mara-redha atau terpaksa,
Musuh sedang bertempik dan mara, sambil berteriak,
apalah bagiku, engkau tidak mahukan syurga,
masa kerehatanmu telah lama berlalu,
tidaklah engkau melainkan setitis air dalam bekas air yang lama.

Kata-kata puisi hebat datang dalam perjuangan yang hebat dari sahabat yang hebat, menuntut suatu pembalasan hebat dari Tuhan Maha Hebat!

Mereka menggunakan kelebihan peribadi masing-masing untuk Islam. Apa yang telah kita sumbangkan untuk Islam melalui kelebihan yang Allah berikan kepada kita? Tepuk dada, tanya iman.

"

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...